Syair Doa KH Hasyim Asy'ari Ketika Ada Pageblug

watch_later Jumat, 20 Maret 2020
Menyikapi bencana apapun, biasanya masyarakat pesantren mengukuti cara pandang para kiainya. Bahwa bencana berupa ketakutan (al-khauf), karena wabah atau bencana alam, kelaparan (alju’), krisis ekonomi (wa naqsin minal amwal), ancaman keselamatan jiwa (wal anfus) serta krisis pangan (wal tsmaarat) tak lebih dari sekadar ujian yang hanya perlu direspon manusia dengan bersikap sabar, tidak panik, apalagi menciptakan masalah baru misalnya menghembus krisis kepemimpinan di sebuah negeri.



Itulah protokol bencana para kiai atau ulama, tentu tanpa mengesampingkan ikhtiar. Ikhtiar itu sama pentingnya dengan berdoa. Berdoa itu sama pentingnya dengan ikhtiar.



Kiainya para kiai, Hadratus Syekh Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri NU, bila ada wabah penyakit atau pageblug menimpa, beliau mengajak para santri dan umatnya menguatkan mental terlebih dahulu sebelum berikhtiar.



Dalam majelis haul KH Yahya bin Abdul Hamid Chasbullah, Pesantren Tambakberas, KH. Masduqi Abdurrahman AlHafidz, Pengasuh PP Roudhotu Tahfidzi Qur’an Perak Jombang mengisahkan Mbah Hasyim mengajak para kiai untuk membaca doa kala ada pagebluk. Apa doanya?



Doa itu berupa puisi, syair nazam yang sebenearnya sering dilantunkan di masyarakat pesantren, termasuk jemaah salawat. Malah kalau Jam’iyah Hadrah ISHARI hampir pasti melantunkan syair ini di puncak muhud, mahallul Qiyam.



لِي خَمْسَةٌ أُطْفِئ بِهاَ # حَرَّ الوَباَءِ الحاَطمَة

المُصْطَفَى وَالمُرتَضَى # وَابْناَهُماَ وَفَاطِمَة



(Li Khomsatun, uthfi-u biha

Harrol waba-il hathimah



Almusthofa, wal murtadlo

Wabnahuma wa Fathimah)



Artinya, kira-kira begini: “Aku berharap diselamatkan dari panas derita wabah yang bikin sengsara dengan wasilah derajat luhur lima pribadi mulia yang aku punya: Baginda Nabi Muhammad al-Mushthafa saw, Sayyidina Ali al-Murtadla dan kedua putra (Hasan dan Husain), serta Sayyidatina Fathimah Azzahra, binti Rasulillah saw’.”



Kepada Gus Ainur Rofiq, salah satu pengasuh asrama di PP Bahrul Ulum Tambajberas Jonbang, Kiai Masduqi menceritakan bahwa Kala itu, Hadratus Syekh mengijazahkan syair doa ini, pada Mbah Romli Tamim Rejoso, Mbah Wahab Chasbullah, Mbah Bisri Syansuri, dan pondok Semelo Perak, Jombang.



LIMA YANG KUPUNYA



Ada Apa dengan Korona

Apa dia mengancam Tuhan

Tidak mungkin



Bukankah Tuhan telah menyandingkan asma indah-Nya dengan nama indah Kekasih Muhammad



Wa KORONA-smahu

Ma’asmihi TANBIHAN

‘Ala Uluwwi Maqamih



Dan Allah sandingkan sendiri

nama DIA dengan namanya…

Sebagai Pertanda

Betapa Luhur Pribadi Muhammad



Wahai Korona

Kalau Kau hanyalah pertanda

akan keluhuran Nabi Muhammad

yang bersanding nama

dengan Asma Allah hingga terukir pasti di dinding-dinding masjid dan mihrab



Maka Kabarkan pada dunia

Tak ada yang patut ditakuti kecuali Allah

Tak Ada yang luhur teladan

kecuali Muhammad

Tak ada yang namanya bersanding,

Korona,

semulia nama Penguasa Wabah

Kecuali Bagindaku

Muhammad



Maka dengan pribadi luhur itu

juga istimewa pribadi Sayyidna Ali

dan dua buah hati

serta Fatimah belahan jiwa Muhammad



Bebaskan Aku dari apa saja

yang menghalangi

pandangan kalbuku

akan kesetaraan nama Muhammad

dengan nama-Mu yang aduhai mempesona



Li khamsatun uthfi-u biha

Harrall waba-il hathimah

Almusthafa wal murtadha

wabnahuma wa fathimah



Wahai Tuhan Pencipta Muhamnad…

Wahai Sang Pencipta Bumi…

Wahai Sang Pencipta Indonesia…



Ampuni, ampuni kami..

Dengan wasilah luhur

lima pribadi yang kupunya

aku memohon pada-Mu…

sebentuk ketentraman sejati

melipat gundah yang entah datangnya dari mana.
  • Untuk menulis huruf bold silahkan gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic silahkan gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline silahkan gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought silahkan gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML silahkan gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silahkan local_parking parse dulu kodenya pada kotak parser di bawah ini.